Rabu, 05 Desember 2012 0 komentar

Manajemen Konflik


BAB I

Pendahuluan


Pada setiap organisasi biasanya sering terjadi sebuah konflik namun itu semua merupakan sesuatu yang wajar dan tidak bisa dihindarkan. Terkadang konflik juga dianggap hal yang tidak wajar karena sering berakibat negatif , akan tetapi sekarang konflik itu merupakan hal yang wajar dan dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana konflik tersebut dihadapi dan dikelola untuk dapat diselesaikan. Hal ini terjadi karena di satu sisi orang-orang yang terlibat dalam organisasi mempunyai karakter, tujuan, visi, maupun gaya yang berbeda-beda. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat menguntungkan organisasi sebagai suatu kesatuan. Maka dari itu menata konflik dalam organisasi doiperlukan keterbukaan, kesabaran serta kesadaran semua pihak yang terlibat maupun yang berkepentingan dengan konflik yang terjadi dalam organisasi.



BAB II

Teori

A. Pengertian Manajemen Konflik dan Konflik

      Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkahlaku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan(interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga,yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. Sedangkan konflik adalah pergesekan atau friksi yang terekspresikan di antara dua pihak ataulebih, di mana masing-masing mempersepsi adanya interferensi dari pihak lain, yang dianggap menghalangi jalan untuk mencapai sasaran. Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat,perbedaan persepsi,perbedaan cara mencapai tujuan,perbedaan kepentingan diantara beberapa orang,kelompok atau organisasi. Diperlukan sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda,dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi,bukan kerjasama.           




B. Sumber Konflik

    Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1) Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkinmenerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.

2) Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagianyang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dariberbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkanadanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin inginmeningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketatdan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam inimungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkatyang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkintidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaanOrganisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang salingberinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihaklain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagiantata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada parapengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaanujian.

3) Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap,nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh :seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untukberkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.

4) Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapatmenimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalambekerja, ketidakjelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.

C. Teori-teori Konflik

Teori-teori utama mengenai sebab-sebab konflik adalah:
a.       Teori hubungan masyarakat
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi,ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran: meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok yangmengalami konflik, serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa salingmenerima keragaman yang ada didalamnya.

 b. Teori kebutuhan manusia
Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia(fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadiinti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi.Sasaran: mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
c.       Teori negosiasi prinsip
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik. Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.

d.      Teori identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering berakar  pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.Sasaran: melalui fasilitas loka karya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalamikonflik, sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebutdan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
e.       Teori kesalahpahaman antarbudaya
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasidi antara berbagai budaya yang berbeda.Sasaran: menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak lain, mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkankeefektifan komunikasi antarbudaya.
f.       Teori transformsi konflik
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan danketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.Sasaran: mengubah struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan danketidakadilan termasuk kesenjangan ekonomi, meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antar pihak yang berkonflik, mengembangkan proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan.

D. Manajemen Konflik Yang Efektif
Manajemen konflik dimaksudkan sebagai sebuah proses terpadu (intergrated) menyeluruh untuk menetapkan tujuan organisasi dalam penanganan konflik, menetapkan cara-cara mencegahnya program-program dan tindakan sebagai tersebut maka dapat ditekankan empat hal :
  1. Pertama, manajemen konflik sangat terkait dengan visi, strategi dan sistem nilai/kultur organisasi manajemen konflik yang diterapkan akan terkait erat dengan ketiga hal tersebut.
  2. Kedua, menajemen konflik bersifat proaktif dan menekankan pada usaha pencegahan. Bila fokus perhatian hanya ditujukan pada pencarian solusisolusi untuk setiap konflik yang muncul, maka usaha itu adalah usaha penanganan konflik, bukan manajemen konflik.
  3. Ketiga, sistem manajemen konflik harus bersifat menyeluruh (corporate wide) dan mengingat semua jajaran dalam organisasi. Adalah sia-sia bila sistem manajemen konflik yang diterapkan hanya untuk bidang Sumberdaya Manusia saja misalnya.
  4. Keempat, semua rencana tindakan dan program-program dalam sistem manajemen konflik juga akan bersifat pencegahan dan bila perlu penanganan. Dengan demikian maka semua program akan mencakup edukasi, pelatihan dan program sosialisasi lainnya.
E. Metode Menangani Konflik

1.   Metode pengurangan konflik.
Salah satu cara yang sering efektif adalah dengan endinginkan persoalan terlebih dahulu (cooling thing down). Meskipun demikian ara semacam ini sebenarnya belum menyentuh persoalan yang sebenarnya. Cara lainadalah dengan membuat musuh bersama, sehingga para anggota di dalam kelompok tersebut bersatu untuk menghadapi musuh tersebut. Cara semacam ini sebenarnya juga hanya mengalihkan perhatian para anggota kelompok yang sedang mengalami konflik.

2.   Metode penyelesaian konflik.
Cara yang ditempuh adalah dengan mendominasi ataumenekan, berkompromi dan penyelesaian masalah secara integratif.
a)      Dominasi (Penekanan)
Dominasi dan penekanan mempunyai persamaan makna, yaitu keduanya menekankonflik, dan bukan memecahkannya, dengan memaksanya tenggelam ke bawah permukaan dan mereka menciptakan situasi yang menang dan yang kalah. Pihak yang kalah biasanya terpaksa memberikan jalan kepada yang lebih tinggikekuasaannya, menjadi kecewa dan dendam. Penekanan dan dominasi bisadinyatakan dalam bentuk pemaksaan sampai dengan pengambilan keputusandengan suara terbanyak (voting).
b)   Kompromi
Melalui kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan menemukan dasar yang di tengah dari dua pihak yang berkonflik ( win-win solution ). Cara ini lebihmemperkecil kemungkinan untuk munculnya permusuhan yang terpendam daridua belah pihak yang berkonflik, karena tidak ada yang merasa menang maupunkalah. Meskipun demikian, dipandang dari pertimbangan organisasi pemecahanini bukanlah cara yang terbaik, karena tidak membuat penyelesaian yang terbaik  pula bagi organisasi, hanya untuk menyenangkan kedua belah pihak yang saling bertentangan atau berkonflik.

c)   Penyelesaian secara integrative
Dengan menyelesaikan konflik secara integratif, konflik antar kelompok diubahmenjadi situasi pemecahan persoalan bersama yang bias dipecahkan dengan bantuan tehnik-tehnik pemecahan masalah (problem solving). Pihak-pihak yang bertentangan bersama-sama mencoba memecahkan masalahnya,dan bukan hanyamencoba menekan konflik atau berkompromi. Meskipun hal ini merupakan carayang terbaik bagi organisasi, dalam prakteknya sering sulit tercapai secaramemuaskan karena kurang adanya kemauan yang sunguh-sungguh dan jujur untuk memecahkan persoalan yang menimbulkan persoalan.


BAB III
Pembahasan

        Disini saya akan membahas sebuah konflik Yayasan Surya Dharma, yayasan ini didirikan pada 1969 oleh beberapa orang tokoh masyarakat di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sebagaisarana untuk berkumpul dan berkomunikasinya sesama warga diKebayoran Lama dan sekitarnya. Dari hasil kumpul-kumpul, kemudian berkembang menjadi pembahasan untuk mendirikan sebuah saranapendidikan sebagai bekal masa depan. Dari tahun ke tahun perkembangan sekolah semakin baik jumlah murid semakin meningkat, seiring dengan kepercayaan masyarakatyang menyekolahkan anak-anak mereka di Surya Dharma. Pada tahun 1985 dibangunlah sekolah Surya Dharma dengan bangunan permanen.Pada saat ini seiring berkembangannya kemajuan era globalisasimenjadikan sekolah Surya Dharma berkemang pesat dan sudah memiliki 4 unit pendidikan yakni : TK, SD, SMP & SMK serta memahamikemauan masyarakat sehingga menjadikan Surya Dharma berfasilitaspendidikan lengkap dan memadai.
Visi
‘Menjadikan Sekolah Surya Dharma sebagai lembaga Pendidikan yangberkualitas di lingkungan Sekolah Buddhis di Jakarta khususnya dan dilingkungan sekolah-sekolah umum di daerah Kebayoran Lama dan sekitarnya.’
Misi
• Tenaga kerja yang handal
• Rekrutmen murid yang selektif
• Disiplin dan moral yang baik
• Etos kerja yang tangguh
• Kesejahteraan guru yang terjamin


Konflik Interpersonal
Masalah: antara Kepala sekolah dan para guru.Detail: Kepala sekolah yang korupsi waktu, dan akhirnya para guru melaporkan kepada koordinator sekolah, koordinator sekolahmemberikan peringatan secara lisan dan tulisan. Peringatan tidakditanggapi oleh Kepala Sekolah tersebut, maka kepala sekolahtersebut diberhentikan dan para guru mengajukan calon kepalasekolah yang baru secara musyawarah.

Konflik Organisasional
Masalah: Konflik antara yayasan dan para guru.Detail: ada kebijakan dari pihak yayasan yaitu uang hasil penjualanbuku harus disetorkan pada pihak yayasan, dan ini ditentang oleh paraguru-guru, akhirnya yayasan mengadakan rapat terlebih dahulu, dansetelah itu dibicarakan dengan para guru untuk diambil keputusanbersama.
Secara umum setiap konflik di Sekolah Surya Dharma ditangani secaramusyawarah, tetapi jika masalah tersebut menjadi lebih rumit, makaditangani dengan mengikuti aturan-aturan dari yayasan, sepertimemberi surat peringatan.

Adapun cara-cara yang digunakan oleh sekolah Surya Dharma untuk menghindari konflik antara lain:
• Mengadakan meeting bulanan
• Mengadakan outing setiap tahun
• Mengadakan rapat awal tahun dan akhir tahun ajaran

Kesimpulan : Menurut saya , konflik itu merupakan hal yang wajar walaupun sebenernya berdampak negatif maupun positif. Akan tetapi tergantung bagaimana kita menyikapinya. Bukan setiap organisasi saja yang mempunyai konflik bahkan setiap orang pasti mengalami konflik pada kehidupannya masing-masing.

Referensi :


Kamis, 01 November 2012 3 komentar

Struktur Organisasi Lini


Nama : Risma
NPM  : 16111280
Kelas  : 2KA06


BAB I
                                      Pendahuluan

Pada umumnya struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Ada beberapa jenis struktur organisasi berdasarkan tipe/bentuknya antara lain :
a.       Organisasi Lini atau Garis adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya merupakan garis
wewenang yang saling menghubungkan langsung sacara vertikal antara pimpinan dan bawahan. Pada organisasi ini garis bersama dari kekuasaan dan tanggung jawab yang bercabang pada setiap tingkat pimpinan mulai dari tingkat yang teratas sampai tingkat yang terbawah.
b.      Organisasi Fungsional adalah organisasi yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut. Dalam organisasi ini seorang tenaga pengajar tidak hanya bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pada organisasi ini pemimpin berhak memerintahkan semua para tenaga pengajar/para karyawannya, selama masih dalam hubungan pekerjaan. Sehingga seorang pekerja dapat saja diperintah oleh lebih dari satu pimpinan sesuai dengan keahliannya.
c.       Organisasi Lini dan Staff
Perpaduan antara struktur organisasi garis dengan struktur organisasi fungsional dengan bantuan staff. Staff adalah tenaga ahli yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat sesuai dengan keahliannya. Pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pimpinan ke kepala bagian dibawahnya serta masing-masing tenaga pengawas.

BAB II
   TEORI

Salah satu struktur organisasi yang kita bahas yaitu tentang organisasi lini/ garis,
kekuasaan berjalan secara langsung dariatasan kepada bawahan, langsung dari manajemen/manajer kepadaorang-orang/pegawai, sampai setiap orang tercakup di dalamnya. Suatu perintah datang dari atasan kepada bawahannya dalam garis langsung. Organisasi lini berdasarkan Henry Fayrol adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang, yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahannya . Semua bagian mulai dari pucuk pimpinan sampai yang terendah dihubungkan dengan suatu garis wewenang/komando. Setiap kepala bagian/departemen/divisi mempunyai tanggung jawab untuk melapor kepada bagian atau unit yang berada satu tingkat di atasnya .Bentuk organisasi lini/garisdisebut juga bentuk lurus atau bentuk militer (military organization). Sistem ini adalah yang paling praktis,karena tata hubungannya sangat sederhana sekali. Dari Top Manajer sampai bawahan yang paling bawah, segala sesuatunya berlangsung menurut garis komando biasa, sehingga tidak ada kompleksitasi didalam sikap pimpinan.
Pada sistem ini organisasi kantor dibagi dalam satuan-satuan yangbulat pada tingkat jenjang yang diperlukan. Kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dalam suatu garis lurus dari bagian puncak ke bagianterbawah dengan tanggung jawab yang paling besar (top manajer), dan makin berkurang atau kecil pada tingkat manajemen yang yang lebih rendah (pekerja). Masing-masing kepala satuan organisasi memegang wewenang bulat dan memikul tanggung jawab mengenai segala hal yangtermasuk bidang kerja satuannya. Semua pegawai menerima perintahdan instruksi langsung dari pimpinan satuan serta mereka hanyabertanggung jawab kepadanya, arus wewenang dan tanggung jawabberjalan melalui saluran yang tunggal secara lurus dan vertikal, sehingga strukturnya sederhana. Dalam sistem ini tentu saja pucuk pimpinan dan kepala-kepalabagian harus cakap, tangkas dan ahli dalam segala bidang urusantermasuk dalam bidang pekerjaannya .

CIRI-CIRI ORGANISASI LINI

1. Hubungan antara atasan dengan bawahan bersifat langsung yangdihubungkan suatu garis
 wewenang/komando
2. Struktur organisasi sederhana dan stabil
3. Jumlah pegawai sedikit, sehingga memungkinkan diantara mereka untuk saling mengenal
4. Masing-masing pimpinan unit/bagian mempunyai tanggung  jawab dan wewenang penuh atas segala
 bidang pekerjaan yang adadalam unitnya
5. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan yang bersangkutan,sehingga dianggap mempunyai  
 sumber kekuasaan tunggal
6. Tingkat spesialisasi biasanya belum begitu tinggi
7. Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
8. Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN PENGGUNAAN ORGANISASI LINI/GARIS
1. Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
2. Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
3. Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
4. Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapatberjalan cepat
5. Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinanlangsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semuaperintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
6. Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
7. Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
8. Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembanganbakat-bakat pimpinan
9. Adanya penghematan biaya
10. Pengawasan berjalan efektif 

KELEMAHAN-KELEMAHAN ORGANISASI LINI/GARIS
1. Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakandengan tujuan organisasi
2. Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegangsendiri
3. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secaraotoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak
fleksibel)
4. Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karenasukar untuk mengabil inisiatif sendiri
5. Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
6. Kurang tersedianya staf ahli.

CONTOH BAGAN ORGANISASI LINI/GARIS

BAGAN ORGANISASI KANTOR SISTEM GARIS/LINI




BAB IV

PEMBAHASAN

Salah satu contoh perusahaan organisasi lini yaitu Mc donalds Indonesia corporations adalah
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan (fastfood) yang terkenal. Hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara ke 70 dari Mc donalds seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBA adalah warga negara indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise Mc donalds corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. 
Visi dan misi restaurant tersebut adalah be the world's quick service restaurant experience (menjadi restaurant cepat saji yang berpengalaman, paling cepat melayani dan terbaik diseluruh dunia). Untuk mencapai tujuan tersebut dibuatlah suatu sistem yang mampu menyediakan jasa makanan dengan lebih dari 50.000 restaurant. Brand Mc donalds menyentuh siapa saja, kapan saja, dimana saja saat kita melakukan bisnis sekalipun. Restaurant dimana membuat setiap pelanggan tersenyum dan merasa spesial. Makanan yang paling baik dikelasnya dengan penyajian yang baik dan menu makanan yang beragam. Organisasi yang memiliki hubungan kerja yang baik dan kuat antara pemilik, pemasok barang dan perusahaan.
Membicarakan organisasi, Mc donalds menggunakan struktur organisasi lini atau garis. Dengan menggunakan struktur organisasi ini maka perintah mengalir dari Store Manager turun ke First Asistant Manager turun ke Second Asistant Manager turun ke Junior Manager turun ke Trainee Manager turun ke Crew Leader dan lini paling bawah adalah Crew. Di luar lini tersebut juga terdapat STAR, TopCat  dan VIP yang bertanggung jawab penuh pada Store Manager. Store Manager selanjutnya bertanggung jawab kepada Operation Consultant. Operation Consultant akan bertanggung jawab kepada Operation Manager dan Operation Manager akan bertanggung jawab kepada Head Office Jakarta.

BAGAN STRUKTUR MC DONALDS YANG MENGGUNAKAN ORGANISASI LINI


.

KESIMPULAN
            Jadi menurut saya, struktur organisasi berdasarkan betuk/tipenya itu sangat banyak akan tetapi ada saja kelemahan dan keuntungan daripada masing-masing  organisasi. Disini saya membahas tentang organisasi lini yang mempunyai satu tujuan, satu wewenang oleh pihak-pihak tertentu dan pemimpin juga dapat berbuat semau-maunya jika pemimpinnya tidak benar dan tidak mempunyai solidaritas terhadap bawahannya dan dari situlah kurangnya pengembangan fikiran dan aktivitas terhadap anggota-anggota lain jadi tidak terkontrol.


Rabu, 10 Oktober 2012 0 komentar

ORGANISASI NON PROFIT (NIRLABA)


Nama : Risma
NPM   : 16111280
Kelas   : 2KA06


BAB I
                                      Pendahuluan

Pada dasarnya organisasi itu sangat penting bagi kehidupan manusia untuk bermasyarakat ataupun bersosialisasi apalagi untuk mencapai tujuan bersama . Organisasi merupakan suatu tempat atau wadah berkumpulnya beberapa orang atau manusia yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien serta memiliki kepentingan yang sama untuk mewujudkan tujuan bersama. Organisasi didirikan manusia disebabkan karena kesamaan kepentingan, baik dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain di dalam organisasi, para anggotanya bermaksud mencapai tujuan yang sama, sebagai tujuan bersama, termasuk juga bidang bisnis.
Adapun ciri-ciri  berorganisasi antara lain :
1.      Adanya komponen
2.      Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
3.      Adanya tujuan
4.      Adanya sasaran
5.      Adanya keterikatan format serta tata tertib yang harus ditaati
6.      Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi  2 organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau berorientasi pada profit dan organisasi sosial atau organisasi nonprofit (Richard, 1986).


BAB II
   TEORI

            Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat 2 organisasi yang dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu organisasi profit dan organisasi nonprofit. Organisasi profit adalah suatu organisasi bertujuan untuk mencari keuntungan atau laba, organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Contohnya perusahaan besar atau kecil,perusahaan manufaktur,bank umum,perusahaan asuransi,koperasi. Sedangkan organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bertujuan pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja,yayasan sosial, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah. Sejak awal tahun 1980-an, literatur tentang organisasi nonprofit semakin bertambah banyak dan sangat bervariasi jenisnya. Bermacam-macam istilah muncul untuk mengidentifikasi organisasi serupa sebagai organisasi sukarela, non-bisnis, kolektif, hadiah atau sumbangan, dermawan, nonpasar (Salusu, 2005). Sedangkan organisasi profit atau bisnis muncul lebih awal dari organisasi nonprofit.

PERBEDAAN ORGANISASI NON PROFIT DAN ORGANISASI PROFIT

            Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur . Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.

CIRI-CIRI ORGANISASI NON PROFIT

1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran
kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan
dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.

PAJAK BAGI ORGANISASI NON PROFIT

Banyak yang bertanya, apakah organisasi nirlaba, yang mana mereka tidak mengambil keuntungan dari apapun, akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya, seluruh kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan obyek pajak. Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya.



BAB IV

PEMBAHASAN

Salah satu contoh organisasi non profit yaitu yayasan. Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dankemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. DiIndonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.         
Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum setelah akta pendirianmemperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusiayang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Yayasan mempunyai organisasi yang terdiri atas Pembina, Pengurus , dan Pengawas. Pengelolaan kekayaan danpelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yangdisampaikan kepada Pembina mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak lain, atau memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan dalam undang-undang, kekayaannya wajib diaudit oleh akuntan publik dan laporantahunannya wajib diumumkan dalam surat kabar berbahasa Indonesia.Perbuatan hukum penggabungan yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan satu atau lebih yayasan denganyayasan lain, dan mengakibatkan yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar.Yayasan dapat bubar karena jangka waktu yang ditetapkan Anggaran Dasar berakhir, tujuan yang ditetapkan tercapai atau tidak tercapai, putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum.

 CARA MENDIRIKAN YAYASAN
Pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 mengenai Yayasan, yang diubah denganUndang-Undang No. 28 Tahun 2004, diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:
1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.
2. Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan Yayasan.Hal ini sama PT, dimana pendiri  menyetorkan sejumlah uang kepada Yayasan, untuk kemUdian uang tersebut selanjutnya menjadi Modal awal/kekayaanYayasan.
3. Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan pengesahannya pada Menteri Kehakiman dan HakAzasiManusia, serta diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia. Dalam prakteknya, jika seseorang ingin mendirikan suatu yayasan, maka pertama-tama orang tersebut harusmemiliki calon nama. Nama tersebut kemudian di cek melalui Notaris ke Departemen Kehakiman. Karena prosespengecekan dan pengesahan yayasan masih dalam bentuk manual (berbeda dengan PT yang sudah melalui sistemelektronik), maka untuk pengecekan nama tersebut calon pendiri harus menunggu selama 1 bulan untukmendapatkan kepastian apakah nama tersebut dapat digunakan atau tidak. Karena proses yang cukup lama tersebut, sebaiknya calon pendiri menyiapkan beberapa nama sebagai cadangan. Selama menunggu persetujuan penggunaan nama tersebut, calon pendiri dapat menyiapkan beberapa hal yang akan dicantumkan dalam akta pendirian yayasan  yaitu: 
1. Maksud dan tujuan yayasan, secara baku terdiri dari 3 unsur saja, yaitu: sosial-kemanusiaan, dan keagamaan.
2. Jumlah kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan pendirinya, yang nantinya akan digunakan sebagai modal awalyayasan.
3. Membentuk Susunan Pengurus yang minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara (pasal 32 ayat 2) untuk jangka waktu kepengurusan selama 5 tahun.
4. Membentuk Pengawas (minimal 1 orang), yang merupakan orang yang berbeda dengan pendiri maupun pengurus.
5. Menyiapkan program kerja Yayasan, yang ditanda-tangani oleh Ketua, sekretaris dan bendahara.
            Setelah nama yang dipesan disetujui, maka pendiri harus segera menindak lanjuti pendirian Yayasan tersebut dengan menanda-tangani akta notaris. Notaris akan segera memproses pengesahan dari Yayasan tersebut dalamwaktu maksimal 1 (satu) bulan sejak persetujuan penggunaan nama dari Departemen Kehakiman. Karena apabilaproses pengesahan tidak dilakukan dalam waktu 1 bulan sejak persetujuan penggunaan nama, maka pemesanannama tersebut menjadi gugur dan nama tersebut bisa digunakan oleh yayasan lain.Untuk melengkapi legalitas suatu yayasan, maka diperlukan ijin-ijin standard yang meliputi:
1. Surat keterangan domisili Perusahaan (SKDP) dari Kelurahan/kecamatan setempat.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Yayasan
3. Ijin dari Dinas sosial (merupakan pelengkap, jika diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial) atau4. Ijin/terdaftar di Departemen Agama untuk Yayasan yang bersifat keagamaan (jika diperlukan). Perlu dicermati bahwa pendirian yayasan pada saat ini harus di ikuti tujuan yang benar-benar bersifat sosial. Karena sejak berlakunya Undang-Undang No. 16/2001, maka yayasan tidak bisa digunakan sebagai sarana kegiatan yang bersifat komersial dan harus murni bersifat sosial.
KEKAYAAN YAYASAN DAN SUMBER-SUMBERNYA
            Kekayaan yayasan diatur dalam pasal 2,pasal 26 ayat 1, pasal 26 ayat 2 UU nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan. Diketahui bahwa kekayaan yayasan merupakan kekayaan yang dipisahkan dapat berupa uang,barang,maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan berdasarkan UU No 16 Tahun 2001 tentang yayasan. Kekayaan yang diperoleh dari :
            a. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat
            b. Wakaf
            c. Hibah
            d. Hibah wasiat (legat) dan
      e. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Yayasan /
           peraturan UU yang berlaku.

KEGIATAN YAYASAN

            UU RI tentang Yayasan dengan Nomor 16 Tahun 2001, memberikan kesempatan pada yayasan untuk melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang terdapat dalam pasal 3, pasal 7 dan pasal 8. Pasal 3 UU RI Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan :
1.      Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan dengan cara mendirikan Badan Usaha atau ikut serta dalam suatu Badan Usaha.
2.      Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usahanya kepada pembina,pengurus,dan
pengawas.
            Makna yang terkandung dalam pasal 3 UU RI Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan bahwa tersebut kegiatan usaha yayasan adalah untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannnya yaitu suatu tujuan yang bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Hal ini mengakibatkan seseorang yang dalam organisasi yayasan tersebut harus bekerja secara sukarela tanpa menerima gaji, upah tau honor tetap, hal ini lebih dipertegas dalam pasal 3 ayat 2. Pasal 8 UU RI No 16 Tahun 2001 tentang Yayasan menyebutkan bahwa : Kegiatan usaha dari badan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 harus sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum,kesusilaan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan didalam pasal-pasal tersebutlah yang menjadi dasar bahwa yayasan boleh melakukan kegiatan usaha atau mendirikan suatu badan usaha untuk memperoleh laba, namun laba tersebut hanya sebatas kegiatan bukan semata-mata sebagai tujuan.

KESIMPULAN
            Jadi menurut saya, yayasan itu merupakan organisasi non profit atau nirlaba yang semata-mata untuk menjadi seseorang yang sukarela untuk menjalankan suatu yayasan tersebut tanpa mengharapkan imbalan apapun. Tidak mudah juga untuk mendirikan suatu yayasan karena terdapat beberapa undang-undang tentang yayasan.

SUMBER:


http://www.scribd.com/doc/49079177/ORGANISASI-NIRLABA
http://srilestarimingxiu.blogspot.com/2011/02/akuntansi-keuangan-nirlaba-yayasan_26.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_nirlaba
http://ciihuyz.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html


Pengikut

 
;