Jumat, 22 Maret 2013

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL UNTUK PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL UNTUK PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

SISTEM INFORMASI
TEORI ORGANISASI UMUM 2

Nama NPM
Ahmad Yusuf 10111460
Chaedar Ammar 11111600
Eko Ferdiansyah 12111379
Indah Novita Sari 13111564
Lina Yulianti 14111104
Muhammad Shandy Toshio 14111980
Rahmat Setiadi 18111366
Risma 16111280

Kelas : 2KA06


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan kegiatan kami dalam menyusun makalah ini, untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum dengan pokok bahasan Struktur Pasar yang bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun dengan semangat dan dibantu semua pihak akhirnya penyusunan makalah ini terselesaikan. Penyusun sangat menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan sarannya yang membangun sangat kami harapkan agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.

Depok, 19 Maret 2013





DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian Pendapatan Nasional ..........................................................................................1
1.2 Pengertian Perekonomian Tertutup Sederhana .......................................................................1
1.3 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................1
1.4 Pengertian Analisis Pendapatan Nasional Dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua
Sektor ..............................................................................................................................2
1.5 Pengertian Inflasi ...............................................................................................................2

BAB III METODOLOGI
2.1 Model analisis dengan variabel investasi tabungan ..................................................................3
2.2 Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran........................................... 4

BAB IV STUDI KASUS
3.1 Contoh Kasus yang terjadi ...................................................................................................7
BAB V PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Kami dari kelompok 5 ingin menyampaikan makalah kami tentang “Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi”. Manusia adalah makhluk yang selalu ingin memenuhi suatu kebutuhannya, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan suatu uang. Uang itu diperoleh dengan bekerja setelah bekerja kita mendapatkan sebuah penghasilan, setiap penghasilan yang diterima oleh setiap orang merupakan sebuah pendapatan, pendapatan seseorang dari suatu negara akan dihitung dalam suatu pendapatan nasional.

BAB II TINJAUAN TEORI

  1. Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional dapat didefinisikan tiga cara, yaitu:
  • Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
  • Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
  • Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.

  1. Pengertian Perekonomian tertutup sederhana

Perekonomian tertutup sederhana merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu, biasanya dalam setahun, dan akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.

  1. Pengertian Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.


  1. Pengertian analisis pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu

a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa

  1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebih-nya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerap-nya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu merupakan kekurang efektifan dari pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak langsung besar kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi yang sedikit dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu sendiri adalah pengangguran di mana-mana.



BAB III METODOLOGI

Model analisis dengan variabel investasi tabungan.

Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal .Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik .

Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :

1. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dansumber-sumber pembiayaannya;
2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnyaterhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)pemerintah;
3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintahterhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuanganpemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.

·    Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran

Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neracapembayaran. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus.

Ada tiga jenis inflasi yaitu :

1)      Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)

Inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).

2)      Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)

Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa.

3)      Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri.
Pengangguran, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva Phillip
Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005. Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang. Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran.

Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran

Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerap-nya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu merupakan kekurang efektifan dari pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak langsung besar kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi yang sedikit dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu sendiri adalah pengangguran di mana-mana.

Angka Pengganda

Contoh Angka Pengganda
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut :
 Investasi (I)
 Consumsi (C)
 Pengeluaran Pemerintah (G)
Ekspor dan Impor (X/M)

Jika pendapatan nasional itu berubah karena adanya perubahan investasi, maka rumusnya sebagai berikut :
Dimana : k = besarnya multiplier
Y = besarnya perubahan pendapatan nasional
I = besarnya perubahan investasi
Pendapatan nasional ekuilibrium rumusnya :
Seorang wirausaha pedagang menjual sebuah dagangannya kepada seseorang yang membeli barang tersebut, namun si pembeli tadi menjual barang dagangannya lagi ke temannya, suatu barang dagangan yang dijual ke pembeli itu disebut dengan pendapatan nasional, dan ketika si pembeli barang itu menjualnya lagi itu tidak termasuk ke pendapatan nasional

Pertambahan investasi sebesar ∆I yang berakibat perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y, maka :
Angka pengganda investasi sebagai berikut :
Contoh :
Fungsi konsumsi : C = 0,75 Y + 20.000.000
Pada periode pertama besarnya investasi Rp 40.000.000 per tahun dan periode kedua Rp 80.000.000 per tahun


BAB IV STUDI KASUS

CONTOH KASUS YANG SEDANG TERJADI

Inflasi dari BBM Turunkan Kesejahteraan 80% Rakyat

JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter bisa menyulut tambahan inflasi 3,5 persen dari target inflasi 2012 sebesar 5,6 persen. Hal itu membuat potensi laju kenaikan harga barang dan jasa tahun ini mencapai 9,1 persen.
Kenaikan harga BBM akan membuat pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012 mencapai sekitar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan kenaikan harga barang dan jasa.

Pengamat ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM jenis premium dan solar hingga 1.500 rupiah, infl asi akan menyentuh angka 7-8 persen. Itu artinya, inflasi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan 6,5 persen.

“Dalam kondisi nega tive growth, daya beli masyarakat menurun, dan itu
tentunya berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah,” ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain menyebutkan tambahan inflasi yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen sehingga inflasi menjadi 9,1 persen.
Padahal, lanjut Prasetyantoko, daya beli masyarakat selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang oleh konsumsi domestik. “Untuk itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat,” jelas dia.
Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok masyarakat bawah, tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia akan menurun daya belinya. “Kalau kelompok masyarakat bawah yang masuk skema BLT (Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau tidak, mereka sudah terganggu daya belinya,” ujar dia.

Yanuar mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari target awal APBN 2012 sebesar 6,7 persen sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen. Akan tetapi, kontribusi pertumbuhan bukan dari kegiatan ekonomi rakyat, melainkan dari sektor keuangan.
“Taruhlah kombinasi pelaku pasar modal dan perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen masyarakat rentan terkena dampak kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya, mereka bisa hidup dari transaksi keuangan,” tegas dia.

Ia mengingatkan pemerintah semestinya mencermati fakta bahwa kelompok masyarakat mampu yang lebih tahan dengan dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sebenarnya sangat sedikit dibandingkan total penduduk 240 juta jiwa. “Yang jelas, dampak dari kenaikan harga BBM ini bakal menyebar ke mana-mana,” jelas Yanuar.

Efisiensi Anggaran

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Aris Yunanto, menilai pola
yang terjadi di Indonesia selama ini adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan ekonomi. Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu dibanding pertumbuhan.
Aris mengingatkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pelajaran bagi pengelolaan anggaran. Pertama, dalam perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi belanja pemerintah. Ketiga, pemerintah harus mampu meningkatkan produksi minyak dan gas dan tengah terus meningkatnya kebutuhan BBM.

Bahkan, pemerintah kerap memberikan terminologi yang salah soal subsidi BBM. Faktanya, biaya produksi BBM di Indonesia lebih rendah dari harga jual sehingga tidak ada unsur subsidinya. Bahkan, harga premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan harga minyak 104 dollar AS per barel.
Dengan demikian, tidak ada lagi subsidi negara. Aris juga menilai pemerintah tidak berkutik sehingga mengurangi hak rakyat mendapatkan fasilitas negara, namun memosisikan diri tidak berdaya untuk menekan penambahan utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran utang pokok dan bunga utang mencapai total 170 triliun rupiah.

Menurut Yanuar, ancaman APBN yang kolaps jika tanpa menaikkan harga BBM, terjadi akibat desain kebijakan anggaran salah sejak awal. Pemerintah tidak memiliki manajemen risiko untuk mengatasi gejolak harga minyak dunia. Karena itu, sangat tidak adil kalau kesalahan pemerintah ini dibebankan pada rakyat.

BAB V PEMBAHASAN

Masyarakat menjadi resah jika pemerintah menaikkan harga BBM. Sebagaimana telah kita ketahui jika harga BBM naik, maka harga pokok lainnya akan naik pula. Namun, sudah dijelaskan pada hakekatnya DPR telah memahami besaran subsidi sekarang ini sudah sampai pada level pemborosan uang negara untuk belanja yang sia-sia. Realisasi belanja subsidi BBM dalam APBN pun senantiasa melampaui pagu yang ditetapkan. Pada APBN-P 2012, realisasi subsidi menyentuh Rp 211,8 triliun. Atau 154,2 persen terhadap pagu Rp 137,3 triliun. Pada APBN 2013, subsidi BBM ditetapkan Rp 193,8 trilun. Pemerintah pun ingin harga premium atau BBM subsidi dinaikkan secara bertahap Rp 500 per liter tiap triwulan/tiga bulan sekali. Pemerintah juga berupaya mencari solusi salah satunya dengan rencana konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG). Namun pemerintah sepertinya juga memiliki kendala dalam perencanaannya tersebut secara teknis dan non teknis. Kendala teknis, yaitu mulai dari konverter kit yang harus diimpor, penyiapan bengkel hingga sumber daya manusia.


0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 
;