Apa
itu Diksi ?
Diksi atau Pemilihan kata adalah
hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea atau
wacana. Pemilihan kata (Diksi) didasarkan oleh pemilihan kata yang tepat dan
juga cocok digunakan disebuah lingkungan tertentu
Penerapan
pemilihan kata (Diksi)
Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat
harus dipilih secara tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud anda. Beberapa alasan untuk memilih kata dan
menggunakannya secara tepat.
OKata-kata ada
yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus
memiliki makna konotatif.
OKata-kata yang
memiliki makna umum dan makna khusus.
OKata-kata ada
yang memiliki makna sinonim.
OKata-kata ada
yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan
(non baku).
OKata-kata perlu
digunakan secara tepat.
OKata-kata perlu
di tulis secara benar
Kesesuaian
Diksi
1.
Syarat-syarat
kesesuaian diksi
Adapun Syarat-syaratnya adalah:
OHindari sejauh
mungkin bahasa atau unsur substandar dalam suatu situasi formal.
OGunakan kata
ilmiah hanyadalam situasi khusus saja
OHindarilah jargon
dalam tulisan untuk pembaca umum
OPenulis atau
pembicara sejauh mungkin menghindari kata-kata slang
ODalam penulisan
jangan mempergunakan kata percakapan.
OHindarilah
ungkapan-ungkapan usang
OJauhkan kata-kata
atau bahasa yang artifisial
2. Kata
ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis
dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam
berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah,
laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada
acara-acara resmi.
Kata popular adalah kata yang biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Misalnya
:
Dalam kata ilmiah kontradiksi sedangkan dalam kata popular pertentangan.
3.
Jargon
OJargon adalah kata kata yang
mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan
atau aneh. Contohnya: Udah ujan, becek, gak ada ojek.
4.
Kata
slang
OKata slang dihasilkan dari salah
ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk
mengisi suatu bidang makna yang lain. Contoh Slang : asoy, manatahan.
Makna
Kata
dan Relasi Kata
1. Makna
Denotatif dan Konotatif
O Makna
denotatif
adalah makna yang lugas yang menyampaikan sesuatu secara faktual. Makna
denotative tidak akan mengalami perubahan makna. Makna konotatif adalah makna
yang bukan sebenarnya, yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna
denotasi yang mengalami penambahan.
O
Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh: Kata kurus
pd
contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tdk memiliki nilai rasa yg
mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim
dg kata kurus itu
memiliki konotatif positif, nilai yg mengenakkan. Orang akan senang bila
dikatakan ramping.
2. Makna
Umum dan Makna Khusus
O
Kata
umum adalah kata yang cakupannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang
memiliki cakupan yang lebih sempit atau khusus.
Misalnya bunga termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga adalah
mawar, melati , anggrek.
3.
Makna
Leksikal dan makna Gramatikal
O
Makna
Leksikal
adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera atau makna
yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan. Contoh:
Kata nyamuk, makna
leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya
penyakit.
O
Makna Gramatikal
adalah untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan pengulangan
kata, seperti kata: meja yg bermakna “sebuah buku,” menjadi meja-meja
yang
bermakna “banyak
meja.”
4.
Makna
Peribahasa
O Makna
pribahasa
adalah makna yang bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga
disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai,
bak, laksana dan
umpama lazim
digunakan dl peribahasa.
5.
Makna
Kias dan Lugas
O Makna
kias
adalah kataataupun kalimat yg tidak mengandung arti yang sebenarnya.
Contoh: raja siang, bermakna mathari.
6.
Kata
Konkrit dan Kata Abstrak
O Kata
konkrit adalah kata yang dapat diserap oleh panca indra. Misalnya meja, air,
dan suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang sulit diserap oleh panca
indra. Misalnya kemerdekaan, kebebasan.
a.
Kesamaan
Makna (Sinonim)
OSinonim adalah
dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya
berlainan. Contoh: mati dan wafat.
b.
Kebalikan
Makna (Antonim)
O Antonim adalah dua kata atau lebih
yang mempunyai makna yang berbeda atau dianggap kebalikan dari makna. Contoh:
kata luas berantonim dengan kata sempit.
c.
Ketercakupan
Makna (Hiponim)
OHiponim adalah
sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap
merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol
adalah
hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
d. Kelebihan
Makna (Redundansi)
ORedundansi dapat diartikan sebagai
kalimat yang berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak perlu dicantumkan.Contoh : Buku
dibawa Clara, maknanya
tidak akan berubah bila dikatakan buku
dibawa oleh Clara. Pemakaian
kata oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai
suatu yang redundansi, yang berlebih- lebihan, dan sebenarnya tidak perlu.
Gaya
Bahasa
OSarkasme
Sindiran
langsung dan kasar.kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan
atau ejekan kasar.
OMetonimia
Pengungkapan
berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau
atribut.
OLitotes
Gaya
bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
Contohnya Rumah yang buruk inilah yang
merupakanhasilusaha kami bertahun-tahun lamanya.
OPleonasme
Disebut
pleonasme apabila kata yang berlebihan yang jika dihilangkan, artinya tetap
utuh. Contohnya Saya telah mendengar hal itu dengan
telinga saya sendiri. Ungkapan
di atas adalah pleonasme karena semua kata tersebut memiliki makna yang sama,
walaupun dihilangkan kata-kata: dengan
telinga saya,
0 komentar:
Posting Komentar