Jumat, 04 April 2014

DIKSI

Apa itu Diksi ?
  Diksi atau Pemilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea atau wacana. Pemilihan kata (Diksi) didasarkan oleh pemilihan kata yang tepat dan juga cocok digunakan disebuah lingkungan tertentu 
 
Penerapan pemilihan kata (Diksi)
        Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud anda.  Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara tepat.
OKata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna konotatif.
OKata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
OKata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
OKata-kata ada yang  berupa  kata ragam formal (baku) dan   kata ragam percakapan (non baku).
OKata-kata perlu digunakan secara tepat.
OKata-kata perlu di tulis secara benar
 
Kesesuaian Diksi
1.    Syarat-syarat kesesuaian diksi
Adapun Syarat-syaratnya adalah:
OHindari sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam suatu situasi formal.
OGunakan kata ilmiah hanyadalam situasi khusus saja
OHindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum
OPenulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari kata-kata slang
ODalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
OHindarilah  ungkapan-ungkapan usang
OJauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial
2.    Kata ilmiah dan kata popular
            Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan    kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi.  
            Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Misalnya : Dalam kata ilmiah kontradiksi sedangkan dalam kata popular pertentangan.
3.    Jargon
OJargon adalah kata kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan atau aneh. Contohnya: Udah ujan, becek, gak ada ojek.
4.    Kata slang
OKata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Contoh Slang : asoy, manatahan.
 
Makna Kata dan Relasi Kata
1.    Makna Denotatif dan Konotatif
O   Makna denotatif adalah makna yang lugas yang menyampaikan sesuatu secara faktual. Makna denotative tidak akan mengalami perubahan makna. Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya, yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
O       Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh: Kata kurus pd contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tdk memiliki nilai rasa yg mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dg kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yg mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping. 
 
2.     Makna Umum dan Makna Khusus
O       Kata umum adalah kata yang cakupannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang    memiliki cakupan yang  lebih sempit atau khusus. Misalnya bunga termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga adalah mawar, melati , anggrek.
 
 
3.    Makna Leksikal dan makna Gramatikal
O     Makna Leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera atau  makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan. Contoh: Kata nyamuk, makna leksikalnya adalah     binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit.
O       Makna Gramatikal adalah untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan pengulangan kata, seperti kata: meja yg bermakna “sebuah buku,” menjadi meja-meja  yang bermakna “banyak meja.”
 
4.    Makna Peribahasa
O Makna pribahasa adalah makna yang bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.  Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dl peribahasa.
5.    Makna Kias dan Lugas
O  Makna kias adalah kataataupun kalimat yg tidak mengandung  arti yang sebenarnya. Contoh: raja siang, bermakna mathari.
6.    Kata Konkrit dan Kata Abstrak
O     Kata konkrit adalah kata yang dapat diserap oleh panca indra. Misalnya meja, air, dan suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang sulit diserap oleh panca indra. Misalnya kemerdekaan, kebebasan.

a.    Kesamaan Makna (Sinonim)
OSinonim adalah dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang sama, tapi  bentuknya berlainan. Contoh: mati dan wafat.
b.    Kebalikan Makna (Antonim)
O Antonim adalah dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang berbeda atau dianggap kebalikan dari makna. Contoh: kata luas berantonim dengan kata sempit.
c.    Ketercakupan Makna (Hiponim)
OHiponim adalah sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.  Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
d.   Kelebihan Makna (Redundansi)
ORedundansi dapat diartikan sebagai kalimat yang berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak perlu dicantumkan.Contoh : Buku dibawa Clara, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan buku dibawa oleh Clara. Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai suatu yang redundansi, yang berlebih- lebihan, dan sebenarnya tidak perlu.
 
Gaya Bahasa
OSarkasme
Sindiran langsung dan kasar.kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau ejekan kasar.
OMetonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
OLitotes
Gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Contohnya Rumah yang buruk inilah yang merupakanhasilusaha kami bertahun-tahun lamanya.
OPleonasme
Disebut pleonasme apabila kata yang berlebihan yang jika dihilangkan, artinya tetap utuh. Contohnya Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri. Ungkapan di atas adalah pleonasme karena semua kata tersebut memiliki makna yang sama, walaupun dihilangkan kata-kata: dengan telinga saya,

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 
;